Senin, 30 Mei 2011

Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam system manajemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan system manajemen dan membantu wiraswastawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang Nampak tetapi juga dalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi system manajemen karena merupakan mekanisme utama dengan mana wiraswastawan mengaktifkan rencana-rencana. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan antar semua sumber daya organisasional dengan menunjukkan sumber daya yang akan digunakan untuk aktivitas tertentu, dan kapan, dimana dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan.
Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah:
1. Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan
2. Menetapkan tugas-tugas pokok
3. Membagi tugas-tugas pokok dalam subtugas-subtugas
4. Alokasi sumber daya dan pengarahan bagi subtugas-subtugas
5. Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan

Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Dalam sutu usaha pengorganisasian wiraswasta harus memilih suatu struktur yang sesuai.

Tujuan dari struktur adalah memperlancar penggunaan tiap sumber daya baik secara individu maupun kolektif, ketika system manajemen ingin mencapai tujuannya. Namun pada kenyataannya terdapat dua tipe dasar dari struktur yang ada dalam system manajeman. Struktur formal dan struktur informal.
Struktur formal didefinisikan sebagai hubungan diantara sumber daya organisasional yang diuraikan oleh manajemen. Struktur informal didefinisikan sebagai pola hubungan yang berkembang karena keberadaan anggota organisasi informal
Metode pembentukan hubungan informal di antara sumber daya yang paling umum adalah dengan membentuk departemen-departemen. Departemen adalah suatu kelompok sember daya yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Penciptaan departemen berdasarkan faltor situasional seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, dan proses yang dirancang untuk pembuatan produk.
Pertimbangan kedua yang utama untuk suatu usaha pengorganisasian adalah bagaimana membagi tenaga kerja. Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewiraswastaan. Produksi dibagi menjadi sejumlah langkah-langkah diberikan pada individu tertentu. Pada hakikatnya, individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian tugas dari pada seluruh tugas.

Beberapa alasan mengenai pembagian tenaga kerja hendaknya digunakan dalam strategi pengorganisasian adalah:
1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas, keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas tersebut cenderung meningkat.
2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu yang berharga didalam bergerak dari satu tugas ketugas lainnya.
3. Karena hanya mengerjakan satu pekerjaan cenderung membuat pekerjaan tersebut lebih mudah dan lebih efisien.
4. Tenaga kerja hanya perlu mengetahui bagaimana mereka melaksanakan tugasnya sehingga pengertian tugas mereke tidak menjadi beban.
Akan tetapi keuntungann dari pembagian tenaga kerja harus dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi dan mengabaikan variabel manusia. Kerja yang spesifikasi cenderung sangat membosankan menyebabkan tingkat produksi menurun.
Pada situasi pembagian tenaga kerja dengan individu yang berbeda mengerjakan bagian dari suatu tugas, arti penting dari koordinasi efektif dalam organisasi kewiraswastaan menjadi jelas. Wiraswastawan bisa membentuk dan mempertahankan koordinasi melalui hasil kerja dari peranan yang berbeda seperti kekuatan tawar menawar, perumusan tujuan bersama, perbaikan atas pemecahan masalah tertentu.
Perimbangan utama ketiga dari suatu organisasi pengorganisasian adalah rentang manajemen. Rentang manajemen menunjuk pada jumlah individu yang diawasi oleh wiraswastawan, semakin besar rentang manajemen. Sebaliknya semakin sedikit individu yang diawasi oleh wiraswastawan, semakin kecil rentang manajeman. Rentang manajemen dinamakan rentang kekuasaan (span authority), rentang pengawasan (span of control), rentang supervise (span of supervision), dan rentang tanggung jawab (span of responsibility).
Seperti yang dilaporkan Harold koontz, faktor situasional utama yang mempengaruhi kesesuaian dari ukuran rentang manajemen individual antara lain termasuk:
1. Kesamaan fungsi
2. Hubungan geografis
3. Kompleksitas fungsi
4. Koordinasi
5. Perencanaan

Pertimbangan keempat dari usaha pengorganisasian adalah hubungan scalar. Hubungan scalar menunjuk pada rantai komando (chain of command). Organisasi kewiraswastan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar bahwa derajat kekuasaan individu semakin berkurang menurut posisi relative pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dia miliki. Konsep ini berhubungan dengan konsep kesatuan perintah yang menyatakan bahwa hendaknya individu hanya memiliki seorang atasan saja.

http://kewiraswastaan.wordpress.com/2011/01/28/pengorganisasian/

Perencanaan

Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi. Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional
Kerugian dan Keuntungan Perencanaan
Keuntungan :
• Membantu wirausahawan berorientasi ke masa depan
• Koordinasi keputusan yang tidak dibuat sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok
• Perencanaan menekan tujuan-tujuan organisasional sehingga wirausahawan secara konstan dalam pencapaian tujuan organisasi
Kerugian :
Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen sehingga manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya seperti pemgorganisasian, mempengaruhi dan pengawasan.

JENIS-JENIS PERENCANAAN
Perencanaan Strategis : perencanaan yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan sehingga wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa yang harus dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.

Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan proses yang menjamin bahwa proses dan manfaat organisasi dari penggunaan strategi organisasional yang tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang sesuai untuk kebutuhan organisasi pada saat tertentu
Empat langkah proses dalam manajemen strategis :
• Perumusan strategi
• Implementasi strategi
• Pengukuran hasil strategi
• Evaluasi strategi


Perencanaan Taktis
Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang
Perencanaan taktis dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan organisasi jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis

PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN
Tingkatan Manajemen dalam waktu perencanaan :
• Manajemen puncak mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak dan menggunakan waktu perencanaan lebih banyak dibanding manajemen tingkat menengah dan bawah
• Manajemen tingkat menengah menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding manajer tingkat bawah
• Manajemen tingkat bawah lebih terlibat dalam kegiatan operasional dari organisasi dan mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan
Tipe Perencanaan :
• Manajer tingkat bawah membuat perencanaan jangka pendek dengan keahlian operasi harian menyebabkan menjadi perencana terbaik pada jangka pendek
• Manajer tingkat menengah membuat perencana jangka yang agak panjang
• Manajer puncak membuat perencanaan jangka panjang yang mempunyai pengertian yang baik mengenai situasi organisasional keseluruhan
Langkah-Langkah dalam Proses Perencanaan :
• Menyatakan tujuan organisasi yang jelas untuk dimulai suatu perencanaan
• Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan
• Mengembangkan premis/asumsi yang menjadi dasar alternatif kelayakan penggunaan setiap alternatif
• Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
• Pengembangan rencana berdasarkan alternatif yang dipilih dimana rencana jangka panjang dan jangka pendek mulai dirumuskan
• Memfungsikan rencana-rencana ke dalam tindakan-tindakan yang memberi organisasi dengan pengarahan aktivitas jangka pendek dan jangka panjang
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN
Pendekatan Probabilitas Tinggi
Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima dan juga tujuan organisasional dapat diukur
Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi :
• Menghasilkan rencana yang tepat
• Perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan
Kerugian pendekatan probabilitas tinggi :
• tidak mendorong rencana yg kreatif
• Pendekatan Maksimisasi

Pendekatan Adaptasi
Pendekatan Adaptasi menekankan pada perencanaan yang efektif dipusatkan untuk membantu organisasi menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal
Perencana yang menggunakan Pendekatan Adaptasi :
• Melihat perubahan organisasional yang tidak dapat dihindari
• Antisipasi pada perubahan masa depan
• Menentukan dan menganalisa organisasional bagaimana memodifikasi organisasi ketika untuk berubah
Keuntungan: berfokus pada lingkungan eksternal dan internal organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional
Kerugian: penekanan yang kurang pada tujuan organisasi sehingga analisa dan perubahan yang dihasilkan merupakan akhir perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan
http://kewiraswastaan.wordpress.com/2011/01/28/perencanaan-organisasi-kewiraswastaan/

Jumat, 20 Mei 2011

tanpa kata

matamu mengukap seribu makna.
indah di pandang.
gagah menyapa.
tanpa kata dia berbicara.
tatapannya menjelaskan semua.
dia, mengungkap satu arti dalam hati.

Senin, 16 Mei 2011

Kewirausahaan II

Kewirausahaan berasal dari Bahasa Inggris Entrepreneurship yang artinya mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa ide inovatif ke dalam kehidupan. Hasil akhir darinya adlah menciptakan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan adalah segala daya upaya dari seseorang berupa usaha yang baru dan inovatif.
Definisi umum (Geoffrey G. Memdedith) : para wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat menilai kesempatan” bisnis, mengumpulkan sumber” daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastika sukses.
Menurut para ahli :
 *  Richars Cantillon (1775), kewirausahaan merupakan berkerja sendiri. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga berbeda.
    * Penrose (1963), identifikasi peluang – peluang di dalam system ekonomi.
 *  Harvey leibenstein (1968,1979), mencakup kegiatan melaksanakan usaha pada saat pasar belum terbentuk dengan jelas.

 – Wirausahawan (inggris : entrepreneur) orang yang dapat mengenali, menetukan, memasarkan sebuah produk baru. Menurut Louis Jcques Filion, orang yang imajinatif, yang ditandai kemampuan menetapkan sasaran serta daoat mencapai sasaran-sasaran itu.
Jenis perilaku wirausawan :
 ~ Memulai inisiatif, memiliki pola piker yang luas dan kreatif.
 ~  Mengorganisasi dan menreorganisasi mekanisme social/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, mampu mengubah semua factor yang mempengaruhi usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya.
 ~  Diterimanya resiko, harus bisa menerima segala resiko dalam usahanya.

Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
        Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
 {  Keinginan untuk berprestasi
 {  Keinginan untuk bertanggung jawab
 {  Preferensi kepada resiko-resiko menengah
 {  Persepsi kepada kemungkinan berhasil
 {  Rangsangan oleh umpan balik
 {  Aktivitas energik
 {  Orientasi ke masa depan
 {  Keterampilan dalam pengorganisasian
 {  Sikap terhadap uang
       Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
 {  Kemampuan inovatif
 {  Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
 {  Keinginan untuk berprestasi
 {  Kemampuan perencanaan realistis
 {  Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
 {  Obyektivitas
 {  Tanggung jawab pribadi
 {  Kemampuan beradaptasi
 {  Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

   – Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

   – Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

   – Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

   – Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru
{  Kebutuhan akan sumber penemuan
{  Hobi atau kesenangan pribadi
{  Mengamati kecenderungan-kecenderungan
{  Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
{  Mengapa tidak terdapat ?
{  Kegunaan lain dari barang-barang biasa
{  Pemanfaat produk dari perusahaan lain

   – Unsur-unsur analisa pulang pokok
  Biaya tetap
  Biaya variabel
  Biaya total
  Pendapatan total
  Keuntungan
  Kerugian
  Titik pulang pokok

Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Jenis jenisnya : Waralaba dalam negeri, waralaba luar negeri
Pemasaran langsung : aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan.

       Teknik alternatif pemasaran langsung :
 {  Periklanan terklasifikasi
 {   Periklanan display
 {  Kiriman pos langsung
 {  Katalog penjualan
 {  Pemasaran tanggapan langsung media

   –   Bentuk kepemilikan perusahaan :
 {  Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) : Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang, pemilik tidak perlu membagi laba.
 {  Kongsi : Ada perjanjian tertulis, dimiliki 2 orang atau lebih, umur perusahaan terbatas, pemilikan bersama atas harta, ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.
 {  Perusahaan Perseroaan      : Perusahaan dengan badan hukum, kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, pemilikan dapat berpindah tangan, eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

  – Alternatif penyelesaian kepailitan : LIKUIDASI, REORGANISASI, RESCHEDULING