Senin, 16 Mei 2011

Kewirausahaan II

Kewirausahaan berasal dari Bahasa Inggris Entrepreneurship yang artinya mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa ide inovatif ke dalam kehidupan. Hasil akhir darinya adlah menciptakan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan adalah segala daya upaya dari seseorang berupa usaha yang baru dan inovatif.
Definisi umum (Geoffrey G. Memdedith) : para wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat menilai kesempatan” bisnis, mengumpulkan sumber” daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastika sukses.
Menurut para ahli :
 *  Richars Cantillon (1775), kewirausahaan merupakan berkerja sendiri. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga berbeda.
    * Penrose (1963), identifikasi peluang – peluang di dalam system ekonomi.
 *  Harvey leibenstein (1968,1979), mencakup kegiatan melaksanakan usaha pada saat pasar belum terbentuk dengan jelas.

 – Wirausahawan (inggris : entrepreneur) orang yang dapat mengenali, menetukan, memasarkan sebuah produk baru. Menurut Louis Jcques Filion, orang yang imajinatif, yang ditandai kemampuan menetapkan sasaran serta daoat mencapai sasaran-sasaran itu.
Jenis perilaku wirausawan :
 ~ Memulai inisiatif, memiliki pola piker yang luas dan kreatif.
 ~  Mengorganisasi dan menreorganisasi mekanisme social/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, mampu mengubah semua factor yang mempengaruhi usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya.
 ~  Diterimanya resiko, harus bisa menerima segala resiko dalam usahanya.

Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
        Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
 {  Keinginan untuk berprestasi
 {  Keinginan untuk bertanggung jawab
 {  Preferensi kepada resiko-resiko menengah
 {  Persepsi kepada kemungkinan berhasil
 {  Rangsangan oleh umpan balik
 {  Aktivitas energik
 {  Orientasi ke masa depan
 {  Keterampilan dalam pengorganisasian
 {  Sikap terhadap uang
       Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
 {  Kemampuan inovatif
 {  Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
 {  Keinginan untuk berprestasi
 {  Kemampuan perencanaan realistis
 {  Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
 {  Obyektivitas
 {  Tanggung jawab pribadi
 {  Kemampuan beradaptasi
 {  Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

   – Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

   – Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

   – Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

   – Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru
{  Kebutuhan akan sumber penemuan
{  Hobi atau kesenangan pribadi
{  Mengamati kecenderungan-kecenderungan
{  Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
{  Mengapa tidak terdapat ?
{  Kegunaan lain dari barang-barang biasa
{  Pemanfaat produk dari perusahaan lain

   – Unsur-unsur analisa pulang pokok
  Biaya tetap
  Biaya variabel
  Biaya total
  Pendapatan total
  Keuntungan
  Kerugian
  Titik pulang pokok

Waralaba atau Franchising (dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Jenis jenisnya : Waralaba dalam negeri, waralaba luar negeri
Pemasaran langsung : aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan.

       Teknik alternatif pemasaran langsung :
 {  Periklanan terklasifikasi
 {   Periklanan display
 {  Kiriman pos langsung
 {  Katalog penjualan
 {  Pemasaran tanggapan langsung media

   –   Bentuk kepemilikan perusahaan :
 {  Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) : Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang, pemilik tidak perlu membagi laba.
 {  Kongsi : Ada perjanjian tertulis, dimiliki 2 orang atau lebih, umur perusahaan terbatas, pemilikan bersama atas harta, ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.
 {  Perusahaan Perseroaan      : Perusahaan dengan badan hukum, kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, pemilikan dapat berpindah tangan, eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

  – Alternatif penyelesaian kepailitan : LIKUIDASI, REORGANISASI, RESCHEDULING


Tidak ada komentar:

Posting Komentar