Modal kerja (working capital) adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari.
Menurut Wasis (1991, p.63) Modal kerja adalah Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.
Ada 3 konsep /definisi modal kerja :
1. Konsep kwantitatif : Konsep ini menitik beratkan pada jumlah yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). Total modal kerja=total aktiva lncar
2. Konsep kwalitatif : Konssep ini menitik beratkan pada kwalitas modal kerja. Dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek. Definisi ini menunjukan margin of protection atau tingkat keamanan dari kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi perusahaan di masa datang.
Modal kerja= total AL – total HL
3. Konsep fungsional : Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Semua dana yang dimiliki perusahaan pada dasarnya digunakan untuk menghasilka pendapatan tetapi tidak semuanya dana itu menghasilkan laba periode ini (current income).
Jenis-jenis Modal Kerja, menurut W.B. Taylor dalam Bambang Riyanto (1994 :60) digolongkan dalam :
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Warking Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam :
1. Modal Kerja primer (Primary Working Capital) : jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) : modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan antara :
1. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal kerja Siklis (Cyclical Working Capital): modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi kunjungtur.
3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) : Modal kerja yang berubah-ubah karena adanya darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
Pentingnya modal kerja:
1. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan efisien.
2. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit ke langganan.
3. Memungkinkan perusahaan mempunyai persediaan dalam jumlah yang cukup.
4. Memungkinkan perusahaan dapat memenuhi kewajibanya tepat waktu.
5. Melindungi perusahaan dari krisis modal kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja, Menurut Hampton (1989:180) perusahaan membutuhkan modal kerja ditentukan oleh 4 faktor :
1. Volume Penjualan : Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
2. Faktor Musim dan Siklus : fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
3. Perubahan dalam Teknologi : jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja.
4. Kebijakan Perusahaan : kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Sumber modal kerja, pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
1. Hasil operasi perusahaan
2. Keuntungan penjualan surat berharga
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi
5. Adanya kenaikan sektor modal dan hutang
6. Adanya penurunan sektor aktiva tetap
Penentuan Kebutuhan Modal Kerja, besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh dua factor :
1. Periode perputaran/terikatnya Modal kerja.
2. Pengeluaran kas setiap harinya. Periode perputaran modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah periode-periode yang meliputi jangka waktu kredit beli, lama penyimpanan bahan, lamanya proses produksi, lama penyimpanan barang, dan jangka waktu penerimaan piutang.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/analisis-sumber-dan-penggunaan-modal-kerja/
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=sumber%20dan%20penggunaan%20modal%20kerja&source=web&cd=6&ved=0CEoQFjAF&url=http%3A%2F%2Fdewahyudin.files.wordpress.com%2F2011%2F01%2Fanalisis-sumber-dan-penggunaan-modal-kerja2.ppt&ei=SstlT6CUH4fMrQekvtG8Bw&usg=AFQjCNGuHHsj0ZNbM3dog5JUIxczUajmdQ&cad=rja
Minggu, 18 Maret 2012
Minggu, 11 Maret 2012
Budget kas dan pengeluaran kas perusahaan dan Flowchart
arus kas – aliran dana yang mencerminkan perpindahan dana melalui suatu bank; aliran dana pada bank, biasanya merupakan simpulan aliran dana yang menunjukkan sumber dana dan penggunaan dana; sin. aliran kas; aliran dana (cash flow).
Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlahpenting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akandapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kaskarena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauhsebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yangakan digunakan untuk menutupi defisit tersebut.
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
A. Sektor Penerimaan kas
yang pada umumnya berasal dari:
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva tetap
d. Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga,penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
B. Sektor pengeluaran kas
yang pada umumnya bempa pengeluaran untuk beaya-beaya, baik beaya-beayautama (operating), maupun beaya-beaya bukan utama (non Operating), sepertimisalnya :
a. Pembelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran utang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran beaya pabrik tidak langsung
C. Pembayaran beaya administrasif. Pembayaran beaya penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain:
a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah(kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yangakan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan memperbesar penerimaankas.
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil pulapenerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaanmemperbesar pula penerimaan kas.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaanSyarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yanglebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihanpiutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
e. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan(penjualan) aktiva tetap.
f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumberlain-kin (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,penghasilan dividend, dan sebagainya.
http://accounting-financial-tax.com/dictionary/financial-banking/financial-banking-dictionary-a/
http://www.scribd.com/doc/12781553/Penyusunan-Anggaran-an-Sebagai-Alat-Manajemen-Dalam-Mencapai-Tujuan
Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlahpenting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akandapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kaskarena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya defisit kas jauhsebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yangakan digunakan untuk menutupi defisit tersebut.
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
A. Sektor Penerimaan kas
yang pada umumnya berasal dari:
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva tetap
d. Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga,penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
B. Sektor pengeluaran kas
yang pada umumnya bempa pengeluaran untuk beaya-beaya, baik beaya-beayautama (operating), maupun beaya-beaya bukan utama (non Operating), sepertimisalnya :
a. Pembelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran utang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran beaya pabrik tidak langsung
C. Pembayaran beaya administrasif. Pembayaran beaya penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain:
a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah(kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yangakan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan memperbesar penerimaankas.
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil pulapenerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaanmemperbesar pula penerimaan kas.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaanSyarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yanglebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihanpiutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
e. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan(penjualan) aktiva tetap.
f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumberlain-kin (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,penghasilan dividend, dan sebagainya.
http://accounting-financial-tax.com/dictionary/financial-banking/financial-banking-dictionary-a/
http://www.scribd.com/doc/12781553/Penyusunan-Anggaran-an-Sebagai-Alat-Manajemen-Dalam-Mencapai-Tujuan
Budget kas
Budget kas adalah prediksi posisi kas untuk periode tertentu di masa mendatang. Penyusunan budget kas bagi sebuah perusahaan sangatlah penting demi likuiditas. Dengan budget kas akan diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit maupun surplus karena operasinya. Dari prediksi hendak defisit maka perencanaan penutupan defisitnya dapat direncanakan dan dari prediksi surplus maka perencanaan penggunaannya juga direncanakan secara efektif dan efisien. Berpijak dari untuk apa, terasa bagaimana menyusun badget kas adalah mesti disuratkan. Budget kas disusun melalui beberapa tahapan.
Menurut Riyanto (1980:90), tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions)
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan suatu transaksi keuangan.
Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya budget kas dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai; piutang yang berkumpul; penerimaan bunga devident; hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk : pembelian bahan mentah; pembayaran utang-utang ; pembayaran upah buruh; pengeluaran untuk biaya penjualan, premi asuransi; pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perush adalah mengetahui :
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinyaperusahaan
2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencanaoperasi perusahaan
3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas
4. Saat kapan kredit dibayar kembali.
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/prosedur-penyusunan-anggaran-kas.html
http://id.shvoong.com/business-management/management/1698194-budget-kas/#ixzz1oXC2sceg
Menurut Riyanto (1980:90), tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions)
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan suatu transaksi keuangan.
Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya budget kas dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai; piutang yang berkumpul; penerimaan bunga devident; hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk : pembelian bahan mentah; pembayaran utang-utang ; pembayaran upah buruh; pengeluaran untuk biaya penjualan, premi asuransi; pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perush adalah mengetahui :
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinyaperusahaan
2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencanaoperasi perusahaan
3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas
4. Saat kapan kredit dibayar kembali.
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/prosedur-penyusunan-anggaran-kas.html
http://id.shvoong.com/business-management/management/1698194-budget-kas/#ixzz1oXC2sceg
Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Pengertian Laporan Perubahan Kas
Laporan perubahan kas / cash flow statement / laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Tujuan Laporan Perubahan Kas
1. Menunjukkan perubahan kas selama satu periode.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber Kas selama satu periode.
3. Mengidentifikasi penggunaan Kas selama satu periode.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
f. Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan.
Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.
a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
f. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.
Transaksi – transaksi yang Tidak Mempengaruhi Kas
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
d. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
http://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2011/05/10/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/
http://ekogunadarma.blogspot.com/2011/05/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html?z#!/2011/05/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html
Laporan perubahan kas / cash flow statement / laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Tujuan Laporan Perubahan Kas
1. Menunjukkan perubahan kas selama satu periode.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber Kas selama satu periode.
3. Mengidentifikasi penggunaan Kas selama satu periode.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d. Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
e. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
f. Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan.
Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.
a. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
b. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
e. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
f. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.
Transaksi – transaksi yang Tidak Mempengaruhi Kas
a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
d. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
http://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2011/05/10/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/
http://ekogunadarma.blogspot.com/2011/05/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html?z#!/2011/05/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas.html
Langganan:
Postingan (Atom)